♦♦It is really having happiness man is trusting in its heart than which more trusting its eyesight♦♦ Sungguh bersukacitalah manusia yang percaya pada hatinya daripada yang lebih mempercayai penglihatannya♦♦
Φ S e l a m a t D a t a n g Φ

Sabtu, 17 November 2007

Cinta Di Medan Perang

Siang itu pria paruh baya bergegas merapikan pakaiannya, memeriksa setiap perlengkapan yang harus dibawa, tak lupa megirimkan doa sebagai ucapan syukur dan memohon perlindungan dari yang Kuasa. Mentari hari itu mulai memancar penuh senyum, kehangatannya seakan memberi isyarat pada sang pemuda untuk tetap setia pada tanah sang Bunda. Siang mulai merayap ditengah bunyi ledakan dan teriakan para anak manusia yang berjuang demi pertahankan bendera dan bangsanya. Darah mengalir seperti bengawan solo dimusim hujan, mengalir deras dan sangat banyak. Para komandan sibuk memberikan komando untuk melindungi bawahannya, dan sekali lagi teriakan itu terdengar. Namun suaranya kini terasa tak asing ditelinga, jeritannya sungguh mereka kenali, ternyata pemuda tadi pagi yang masih gagah kini merintih dan meneteskan air mata, saat itu mentari lari kebalik awan, dia takut dengan apa yang menimpa pemuda itu, dia takut kehilangan pemuda tersebut. Keheningan terjadi begitu lama dalam markas sang pemuda, tak henti-hentinya mulut teman sebayanya memanjatkan doa, semoga Tuhan masih memberinya kesempatan untuk membela harga diri bangsanya. Semua diam, sangat hening, hingga tak lama wanita berbaju kebaya merah menghampiri mereka, wanita itu tak lain adalah kekasih sang pemuda yang hendak dinikahinya esok lusa. Tangisan dan pekikan pun tak terlewatkan oleh sosok wanita bertutur halus ini. Mulut mungilnya tak mampu lagi mengeluarkan suara, air matanya tak ada lagi untuk menetes ditanah ini, saat si pemuda itu berkata "setelah lama kujalin cinta bersama mu, baru saat inilah ku temukan arti cinta yang sesungguhnya, ketika nafasku tak memenuhi kebutuhan tubuhku, ketika jantungku tak lagi bisa berdetak, saat tangan ku tak lagi bisa menggenggam tanganmu, namun sosokmu masih hadir menemaniku, inilah cinta yang sesungguhnya." Dan akhirnya si pemuda dengan perlahan mulai menutup mata dan berdoa memohon keihklasan dari temannya untuk memaafkan setiap salahnya. Tak lama mentari pun berlari dari tempat itu, dia menagis dan tempat itu pun berubah menjadi gelap dan hujan. sang pemuda telah tiada namun dia bahagia karena dia telah menemukan arti cinta sesungguhnya.

Tidak ada komentar: